Mahasiswa UGM Ajari Masyarakat Boyong Buat Permen Susu
Jumat, 18 Maret 2011 | 08:50:00 WIB
Tim Recovery Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM mengadakan pelatihan pengolahan hasil ternak, dengan produk olahan "permen susu" kepada sekitar 30 ibu-ibu di Dusun Boyong.
Seperti diberitakan situs UGM, sekitar 15 mahasiswa yang tergabung dalam HMP selama 3 bulan telah mendampingi masyarakat Boyong, menggandeng KPP Pangestu Mirikebo Pakem memberikan pelatihan. Selain penyampaian materi, masyarakat juga melakukan praktek langsung pembuatan permen susu.
Bahkan, pelatihan ini juga dihadiri pula perwakilan dari tim monitoring dan evaluasi Kemenristek selaku pendukung dana. Kegiatan yang dilakukan ini merupakan tahap awal program yang direncanakan oleh divisi pengolahan hasil ternak. Diharapkan melalui upaya tersebut akan menstimulasi pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat Boyong pasca erupsi Merapi.
Sebelum erupsi Merapi, perputaran uang dari pengolahan susu sapi di daerah tersebut berkisar Rp 100-150 juta/bulan. Namun, setelah erupsi bisa dikatakan kegiatan dari usaha susu sapi ini berhenti total. Dari 257 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Boyong, dari yang dahulu memiliki sekitar 500 sapi, saat ini hanya menyisakan sekitar 300 ekor sapi saja.
Seperti diberitakan situs UGM, Sri Astuti dari KPP Pangestu Mirikebo Pakem kepada peserta pelatihan menjelaskan manfaat dari susu sapi, seperti untuk menetralisir racun, kecantikan, mencegah darah tinggi dan jantung, hingga meningkatkan ketajaman penglihatan. Susu mudah rusak atau basi sehingga bisa dimodifikasi menjadi produk lain agar tahan lama, seperti permen susu, kerupuk susu, dodol susu dan es krim.
Permen susu ini banyak memiliki kelebihan dan hampir tanpa resiko. Permen bisa dibuat sepanjang waktu karena bahan bakunya tersedia banyak. Teknologi yang dipakai sederhana dan bisa disimpan untuk jangka waktu lama hingga satu tahun.
Untuk membuat permen susu peralatan yang dibutuhkan adalah kompor, wajan, pengaduk, nampan plastik dan solet plastik. Dengan bahan susu sapi sekitar tiga liter, gula pasir enam ratus gram, dan margarin satu sendok makan.
Dalam pelatihan ini, peserta pelatihan terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri yang tampak antusias mencoba membuat langsung permen susu itu. (ria/ugm)
Seperti diberitakan situs UGM, sekitar 15 mahasiswa yang tergabung dalam HMP selama 3 bulan telah mendampingi masyarakat Boyong, menggandeng KPP Pangestu Mirikebo Pakem memberikan pelatihan. Selain penyampaian materi, masyarakat juga melakukan praktek langsung pembuatan permen susu.
Bahkan, pelatihan ini juga dihadiri pula perwakilan dari tim monitoring dan evaluasi Kemenristek selaku pendukung dana. Kegiatan yang dilakukan ini merupakan tahap awal program yang direncanakan oleh divisi pengolahan hasil ternak. Diharapkan melalui upaya tersebut akan menstimulasi pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat Boyong pasca erupsi Merapi.
Sebelum erupsi Merapi, perputaran uang dari pengolahan susu sapi di daerah tersebut berkisar Rp 100-150 juta/bulan. Namun, setelah erupsi bisa dikatakan kegiatan dari usaha susu sapi ini berhenti total. Dari 257 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Boyong, dari yang dahulu memiliki sekitar 500 sapi, saat ini hanya menyisakan sekitar 300 ekor sapi saja.
Seperti diberitakan situs UGM, Sri Astuti dari KPP Pangestu Mirikebo Pakem kepada peserta pelatihan menjelaskan manfaat dari susu sapi, seperti untuk menetralisir racun, kecantikan, mencegah darah tinggi dan jantung, hingga meningkatkan ketajaman penglihatan. Susu mudah rusak atau basi sehingga bisa dimodifikasi menjadi produk lain agar tahan lama, seperti permen susu, kerupuk susu, dodol susu dan es krim.
Permen susu ini banyak memiliki kelebihan dan hampir tanpa resiko. Permen bisa dibuat sepanjang waktu karena bahan bakunya tersedia banyak. Teknologi yang dipakai sederhana dan bisa disimpan untuk jangka waktu lama hingga satu tahun.
Untuk membuat permen susu peralatan yang dibutuhkan adalah kompor, wajan, pengaduk, nampan plastik dan solet plastik. Dengan bahan susu sapi sekitar tiga liter, gula pasir enam ratus gram, dan margarin satu sendok makan.
Dalam pelatihan ini, peserta pelatihan terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri yang tampak antusias mencoba membuat langsung permen susu itu. (ria/ugm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar